PEMBUATAN ALAT BANTU VISUAL PADA HELIKOPTER UNTUK MENGETAHUI KONDISI TEMPAT PENDARATAN DARURAT

Authors

  • Ema Ema UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
  • Herry Hartopo UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
  • Reno Fahlevy UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

Abstract

Helicopter merupakan alat transportasi yang digerakan oleh rotor dan memiliki kemampuan mendarat dan terbang secara vertikal. Helicopter juga bisa bergerak maju dan mundur di udara, selain itu helikopter memiliki kemampuan mengapung di udara. Karena kemampuannya ini helikopter banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya dalam misi penyelamatan atau dalam keadaan darurat saat kebakaran hutan, dengan begitu pilot atau co-pilot membutuhkan visual yang jelas, ketika akan mendarat dengan aman. Dengan adanya alat bantu visual pada helicopter yang digabung menjadi satu display, akan lebih memudahkan pilot atau co-pilot untuk melihat visual dengan jelas pada saat helicopter akan mendarat darurat dengan aman dengan cara melihat tampilan pada alat ini.     Dalam perancangan dan pembuatan alat ini terbagi menjadi dua metode, yaitu perancangan sistem software dan sistem hardware. Perancangan sistem software terdiri dari rancangan sistem software input yang dibuat menggunakan arduino IDE dan perancangan sistem hardware terdiri dari block diagram, schematic diagram dan perancangan sistem kendali motor DC.Pada alat bantu visual pada helicopter yang telah dibuat ini dilakukan langkah-langkah pengujian, yaitu menguji power supply, pengujian visual pada helikopter dan pengujian fungsi saat keadaan darurat, yang semua ditampilkan pada masing masing display yang terdapat pada box akrilik yang telah dibuat, dan untuk menggerakan miniatur helicopter menggunakan joystick yang sudah dimodifikasi.Alat yang telah dibuat dapat menentukan suhu sekitar berdasarkan hasil deteksi sinyal inframerah yang didapat pada sensor kamera Thermal Imaging, sehingga alat ini dapat mengukur suhu pada jarak tertentu. Ultrasonic pada alat ini berfungsi untuk mengukur ketinggian helicopter yang dipasang kamera Charge Coupled Device sebagai indicator visual utama, akan tetapi alat yang dibuat memiliki kekurangan seperti pada tampilan display tidak dapat di zoom atau diperdekat, dan untuk kamera Thermal Imaging tidak dapat menentukan kontur tanah, dan memiliki keterbatasan kemampuan deteksi hanya mencapai 2.5 m, dan ultrasonic memiliki kemampuan deteksi maksimal 4 m.

Author Biographies

Ema Ema, UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK

Herry Hartopo, UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK

Reno Fahlevy, UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK

References

Andi Blocher R, Dasar Elekronika, Yogyakarta, 2004

Andi Offset, Panduan Praktis belajar Pemrograman C++, Yogyakarta, 2012.

Basuki, Diktat Kuliah Dasar-Dasar Elektronika, Banda Aceh, 2009.

Budiman Arif, kamus istilah teknik elektronika, M2S , Bandung, 2003.

Daryanto Teknik Elektronika, Satu Nusa, 2010.

Erlangga, Bishop Owen Dasar-dasar Elektronika, Jakarta, 2004.

Heri Andrianto Aan Darmawan, Arduino Belajar Cepat Dan Pemrograman, Bandung, 2017.

Zam Zamidra Efvy, 2002, Mudah Menguasai Elektronika, Indah, Surabaya, 2002.

Ruswadi, Dedy. Mengenal Komponen – komponen Elektronika. Bandung: Pionir Jaya. 2015.

http://www.caratekno.com/2015/06/belajar-mengenal-jenis-lampu-led.html

Downloads

Published

2021-02-09