Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks <p>jurnal ini dikelola secara profesional oleh lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM) Unnur.</p> <p>Jurnal Informatika dan Teknik (Formatek) adalah jurnal nasional, yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian yang berkualitas dibidang Informatika, Teknologi dan sains.  </p> LPPM Universitas Nurtanio en-US Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2961-7251 RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KECEPATAN ALIRAN AIR MENGGUNAKAN WATER FLOW SENSOR BERBASIS ARDUINO UNO https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks/article/view/721 <p><em>Lavatory </em>adalah sebuah ruangan kecil di pesawat terbang dengan toilet dan wastafel. <em>Airlines</em> dan produsen pesawat terus mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan teknologi pada toilet yaitu meningkatkan fungsinya, dengan tetap menjaga tingkat keamanan yang memadai. Kenyamanan penumpang yaitu lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan potensi bakteri selama pesawat dalam kondisi <em>in-service</em>. <em>Water Flow</em> Sensor adalah sensor yang mendeteksi aliran air yang melewati sensor tersebut. Sensor ini terdiri dari tubuh katup plastik, rotor air, dan sensor <em>hall-effect</em>. Ketika air mengalir melewati rotor, rotor akan berputar. Kecepatan putaran ini akan tergantung dengan kecepatan atau besarnya aliran air yang melewati sensor tersebut. Sensor <em>hall-effect</em> yang terdapat dalam <em>water flow</em> sensor tersebut akan mengeluarkan output pulsa sesuai dengan besarnya aliran air. Arduino uno adalah <em>board </em>mikrokontroler berbasis Atmega328 (<em>datasheet</em>). Arduino uno akan mengendalikan komunikasi dengan <em>water flow</em> sensor yang dimulai dengan mengirim perintah untuk meminta hasil pengukuran nilai debit air. Setelah itu, data tersebut kemudian mengolahnya dan mengirimkannya ke LCD sebagai hasil pengukuran debit air dan volume air. Pada perangkat lunak untuk program arduino uno dengan menggunakan perangkat lunak <em>software</em> arduino IDE yang menggunakan bahasa pemograman C++ yang telah dipermudah melalui <em>library</em>.</p> Budi Mulyati Copyright (c) 2023 Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2023-12-11 2023-12-11 2 1 1 11 10.56244/formateks.v2i1.721 ANALISIS VARIASI ARAH PUTAR DAN JARAK PATTERN FARM TURBIN ANGIN TERHADAP PERFOMANCE WIND TURBINE TYPE H-DARRIEUS https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks/article/view/720 <p>Turbin angin sumbu horizontal (HAWT) telah di gunakan secara luas di wilayah darat dan pesisir pantai untuk menghasilkan listrik. Untuk memperbesar keluaran daya turbin angin (HAWT) khususnya ke level megawatt, ukuran turbin angin cenderung meningkat. Namun, turbin angin ini harus di tempatkan berjauhan untuk menghindari gangguan <em>wake</em> yang dapat menyebabkan penurunan <em>performance</em> pada turbin angin di sebabkan oleh interaksi <em>wake</em> dari turbin yang berdekatan. Hal inilah yang mendasari penelitian ini untuk mempelajari pengaruh <em>wake</em> terhadap turbin angin (VAWT). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi numerik dua dimensi dengan menggunakan <em>software</em> Ansys 2022 R2. Model 2D yang digunakan adalah turbin angin H-darrieus dengan 3 blade. Bentuk blade yang dipakai mengikuti bentuk airfoil simetris NACA 0021. <em>Turbulence</em> modelling yang digunakan adalah <em>k-epsilon, realizable, standart</em> dan kecepatan angin yang di gunakan sebesar 9 m/s. Arah putar dan jarak antar turbin yang di variasikan adalah arah putar <em>inside</em>, <em>outside</em>, <em>clockwise</em>, dan <em>counter-clockwise </em>adapun jarak antar turbin yang di variasikan yaitu S/d 1, 2., 3, dan 4. hasil studi ini menunjukkan bahwa arah putar <em>inside</em> dengan jarak turbin 1.03 m menunjukkan peningkatan nilai Cp sebesar 6% dibandingkan arah putar dan jarak antar turbin yang lainnya..</p> Wahyu Atmaja Lies Banowati Copyright (c) 2023 Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2023-12-11 2023-12-11 2 1 12 25 10.56244/formateks.v2i1.720 Tinjauan Sosial Penerapan Desain Universal pada Fasilitas Publik (Studi Kasus di Korea Selatan) https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks/article/view/694 <p>Desain universal berusaha memberikan kegunaan dan keamanan yang lebih baik untuk semua kelompok dalam masyarakat serta harus mempertimbangkan semua kemungkinan hambatan yang mungkin ada di gedung, terminal transportasi, trotoar, jalur, jalan dan kendaraan. Salah satu negara yang telah menerapkan universal desain pada fasilitas publiknya adalah Korea Selatan. Korea Selatan dipilih sebagai studi kasus karena memiliki banyak sister city di Indonesia.Studi ini menggunakan metode deskriptif untuk mengkaji beberapa literatur untuk melihat kemajuan dalam pengimplementasian dan menilai hasil dari prinsip-prinsip Desain Universal yang diterapkan di Korea Selatan. Studi dilakukan dengan mengkaji kasus dari beberapa literatur yang membahas prinsip desain universal pada fasilitas publik di Korea Selatan. Fasilitas publik yang dikaji dalam studi berupa Trotoar (Sidewalk), Taman (Park), dan Gedung Publik (Public Building).Berdasarkan hasil kajian universal desain secara rinci pada fasilitas publik di Korea Selatan, dapat dilihat bahwa universal desain harus dibentuk dan juga diimplementasikan karena pada dasarnya kemampuan manusia seumur hidupnya akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Begitu pula dengan kebutuhannya yang senantiasa dinamis mengikuti perubahan kapabilitasnya. Dengan demikian, semakin jelas bahwa peran universal desain dirancang untuk mengikuti apa yang dibutuhkan dunia untuk mempertahankan kualitas hidup semua orang. Berdasarkan kajian tersebut, saran bagi pemerintah, masyarakat, maupun seluruh stake holder lain yang terlibat dalam penyediaan dan pemanfaatan ruang publik adalah “memanfaatkan sumber dengan baik”. Artinya, pemerintah dan turunannya memanfaatkan modal sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk menyediakan ruang yang universal bagi seluruh masyarakat, dan masyarakat sendiri mampu memanfaatkan hasil pembangunan untuk meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran sosial yang lebih baik, sehingga nilai kesejahteraan yang dimaksud oleh universal desain dapat diwujudkan.</p> Muhammad satar Copyright (c) 2023 Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2023-12-11 2023-12-11 2 1 26 35 10.56244/formateks.v2i1.694 ANALISIS ORIENTASI SERAT MATERIAL KOMPOSIT WOVEN E-GLASS STRUKTUR UPPER SKIN SAYAP PESAWAT WIG 2 SEATER DENGAN METODE FAILURE INDEX TSAI-HILL MENGGUNAKAN SOFTWARE PATRAN/NASTRAN https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks/article/view/729 <p>Studi mengenai analisis orientasi arah serat material komposit <em>woven e-glass</em> struktur <em>upper surface skin </em>sayap pesawat wig 2 <em>seater</em> dilakukan dengan metode <em>failure index tsai-hill</em> menggunakan <em>software</em> Patran/Nastran. Pada studi ini beban yang digunakan berupa beban <em>up bending</em> yang distribusikan pada bagian <em>lower surface skin. </em>Beban <em>up bending</em> digunakan untuk menghitung analisis <em>stress maximum</em>, <em>defleksi maximum</em>, dengan parameter <em>failure index. </em>Material yang digunakan <em>woven E-glass </em>dengan ketebalan 4, 6, 8, 10 <em>layer </em>arah serat 0<sup>?/</sup>90<sup>? </sup>, 0°/±45° dan <em>Quasi-Isotropic</em> kondisi batas yang digunakan adalah&nbsp; <em>fix </em>pada bagian sambungan <em>wing root.</em> Hasil perhitungan Patran/Nastran menunjukan bahwa analisis <em>upper surface skin </em>dan wig 2 <em>seater</em> dengan arah serat 0°/90°, 0°/±45° dan <em>Quasi-Isotropic</em> ketebalan 4, 6, 8, 10 <em>layer </em>material <em>woven e-glass </em>didapatkan hasil <em>stress maximum </em>tertinggi yang diperoleh&nbsp; pada ketebalan 4 layer (0.948 mm) arah serat 0°/±45° sebesar 481 MPa dan Hasil <em>stress maximum </em>terendah diperoleh pada ketebalan 10 <em>layer </em>(2.37 mm) arah serat 0°/90° sebesar 139 MPa. Hasil defleksi<em> maximum </em>tertinggi diperoleh pada ketebalan 4 layer (0.948 mm) arah serat 0°/±45° sebesar 725 mm. Hasil <em>stress maximum </em>terendah diperoleh pada ketebalan 10 <em>layer </em>(2.37 mm) arah serat 0°/90° sebesar 217 mm. Struktur <em>upper surface skin </em>sayap pesawat <em>WIG </em>2 <em>seater </em>yang memenuhi kriteria <em>failure index hill </em>didapat pada ketebalan 10 <em>layer </em>(2.37 mm) arah serat 0°/90°, 0°/±45° dan <em>quasi-isotropic</em>. Pada ketebalan 10 <em>layer </em>(2.37 mm) arah serat 0°/90° diperoleh <em>failure index hill </em>sebesar 0.84 dan ketebalan 10 <em>layer </em>(2.37 mm) arah serat 0°/±45°, <em>quasi-isotropic </em>diperoleh sebesar 0.89. nilai <em>failure index tsail-hill </em>pada material <em>woven E-glass </em>memenuhi nilai <em>failure index </em>yaitu kurang dari satu (? 1).</p> <p><strong>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;</strong></p> Lies Banowati Copyright (c) 2023 Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2023-12-11 2023-12-11 2 1 36 44 10.56244/formateks.v2i1.729 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR JOINER TUAV AEROSTAR DENGAN PERBANDINGAN MATERIAL KOMPOSIT CARBON FIBER DAN GLASS FIBER MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA https://jurnal.unnur.ac.id/index.php/formateks/article/view/719 <p>PTTA merupakan pesawat terbang yang mampu terbang dengan waktu tertentu tanpa dikendarai oleh pilot. Kebutuhan terhadap PTTA merupakan salah satu tuntutan perkembangan teknologi penerbangan. Untuk melakukan proses tersebut, Dislitbangau memiliki wadah yang disebut Flying Test bed (FTB). FTB adalah suatu wadah untuk menguji suatu konsep sistem pesawat yang telah dirancang, sebelum diaplikasikan pada pesawat sesungguhnya.</p> <p>Pada studi ini, penelitian kekuatan struktur <em>joiner</em> PTTA dengan metode elemen hingga menggunakan <em>software</em> Patran/Nastran. Penentuan <em>aircraft load</em> didapat dari perkalian MTOW dengan <em>load factor </em>sebesar 3.8 dan di distribusikan pada tiap – tiap nodal <em>spar</em> menggunakan metode <em>Schrenk </em>Metode <em>Schrenk</em> ini adalah sebuah metode perhitungan pendekatan yang digunakan untuk menghitung distribusi <em>lift </em>sepanjang <em>span.</em> Selanjutnya distribusi <em>lift </em>tersebut digunakan untuk menghitung kekuatan struktur untuk mengetahui kekuatan <em>joiner</em> Aerostar dengan parameter <em>failure index</em>. Material yang digunakan CFRP dan GFRP dengan ketebalan 8, 10, dan 12 <em>layer.</em><br>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hasil perhitungan Patran/Nastran menunjukan bahwa Analisis dengan arah serat 0?/90? ketebalan 12 <em>layer </em>material CFRP memiliki nilai <em>failure index</em> terkecil yaitu 0.67 dimana material kuat dalam menahan beban. Hasil nilai <em>failure index</em> terbesar diperoleh material GFRP 8 <em>layer</em> dengan arah serat 0/45 dan <em>quasi-isotropic </em>sebesar 2.24 dimana material tersebut tidak kuat dalam menahan beban pada struktur <em>joiner</em></p> Lies Banowati Copyright (c) 2023 Jurnal Informatika, Teknologi dan Sains 2023-12-11 2023-12-11 2 1 45 56 10.56244/formateks.v2i1.719